Lembut embun menyapa kata, membawanya melangit awan: Senyap kemudian mengganti caci maki yang lindap sendiri. Temaram tintir kelipnya dibuai semilir. Langit langit kamarku dipenuhi kematian. Memaksaku tersenyum dengan keindahan tak bertara. Innalillahi wainna illaihi roji'un...

Rabu, 14 April 2010

Senyap kemudian mengganti caci maki yang lindap sendiri. Temaram tintir kelipnya dibuai semilir. Langit langit kamarku dipenuhi kematian. Memaksaku tersenyum dengan keindahan tak bertara. Innalillahi wainna illaihi roji'un...

9 komentar:

Siska Rostika14 April 2010 pukul 08.13
Kangen adek yg satu ini,
BalasHapus
Balasan
Fajri Helmi14 April 2010 pukul 08.30
pakabar akh? Assalamu'alykum
BalasHapus
Balasan
bayu binKatiman binSonoyo14 April 2010 pukul 08.43
Assalamu'alaykum, bunda... Kangen nanda..
Wa'alaykum salaam, daji. Kangen lagunya sheilaon7. "coba kau tunjuk satu bintang." he2.
BalasHapus
Balasan
Fajri Helmi14 April 2010 pukul 09.09
Hahaha
BalasHapus
Balasan
Siska Rostika14 April 2010 pukul 09.10
Nanda potong rambut lg lho.. Ntar deh difotoin. Kalo sempat.
BalasHapus
Balasan
bayu binKatiman binSonoyo18 April 2010 pukul 02.43
Nanda... Sayang jarang bisa liat alamaya.
BalasHapus
Balasan
defil daily18 April 2010 pukul 12.50
ttg apa ya puisi ini? koq sedih bener kayanya...
BalasHapus
Balasan
bayu binKatiman binSonoyo18 April 2010 pukul 14.36
mengingat-ingat kematian, nggak perlu sedih kok, kan?
BalasHapus
Balasan
defil daily19 April 2010 pukul 08.12
betul ^_^
BalasHapus
Balasan

Tambahkan komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)