hehehe, maap Ukh, ini hanya bagian dari sebuah proyek besar. mungkin akan selesai beberapa tahun lagi. hanya saja nggak bisa bocor informasinya lebih banyak dari itu ^_^ (aslinya nggak ngerti ngapa nulis itu. trus nggak ngerti juga gimana lanjutannya.) :)
insyaAllah, ane simpen baik-baik, semua cerita tentang hujan, sudah terukir bagai prasasti. pernah bercakap dengan hujan? bahasanya sungguh indah, Ukh.
dengar, biar di hujaminya hatimu dengan butir-butir yang sejuk itu. ingat kah ketika hujan mendekap tubuh mungilmu dalam gendongan emak? (hiks) ane ingat, sambil nggendong ane, emak menyeduh secangkir teh hangat buat bapak. "bapak kok belum pulang mak?" "itu dia bapak pulang.." seorang lelaki menurunkan seikat kayu bakar yang basah dan tentu saja bertambah berat dari pikulnya, sekejap meluruh seluruh noda di tubuhnya di bawah air hujan limpahan dari atap, membalasnya dengan se-bak air hangat (yang tentu saja tak lagi cukup hangat) yang sudah disiapkan emak. berhanduk, berpakaian, bersatu dengan ane dan emak, menggantikan emak menggendongku, sementara emak mengambil secangkir teh hangat, meletakkannya di bibir jendela dan kembali mengambil alih ane dari bapak. betiga menikmati sisa episode hujan itu.
lelaki itu menyeruput teh dalam cangkir nikmat betul. aku merengek hendak juga merasakan manisnya teh seduhan emak. satu syarat, satu kecupan di kening halus mesti dilewati meski sering protes tentang kumis bapak. terpejam menahan, satu syarat kupenuhi, setengah cangkir teh dikuasai. dua tangan bertaut jemarinya. aku berselimut peluk. hangat, menawar sejuk berian hujan.
tiba-tiba deras, mbak. di sini hujan. ingat jika hujan turun dirumah simbah, atap rumah yang dari seng itu begitu keras menyampaikan bunyi hujan. ane nggak dengar cakap-cakap mereka(simbah, anak dan mantu-mantunya) ane menutup dan membuka telinga dengan telapak tangan, bercakap sendirian dengan hujan. "aku membawa air" katanya "aku tak basah" kubilang. "bermainlah bersamaku" ajaknya. "nanti, jika kau bersedia datang siang hari tanpa temanmu yang menakutkan itu, dan jika kau bersedia turun perlahan," "kau akan demam..." "tak masalah, setelahnya, aku bisa menikmatimu di gendongan emak, menawar semua demam yang kau berikan." kami sepakat, aku lelap, hujan berhenti.
mimpi itu mungkin sulit datang ke tidurmu(bagaimana tidak, tidurnya saja sulit, apalagi mimpinya). maka ciptakan ia lewat angan sadarmu, menjelang tidur.
Kelahiran marjo, kelahiran mp ane he2. Ingat marjo lagi, hujan, hutan getah, padang ilalang menuju sekolah, ustad sobron, anaknya ustad sobron, marjo dalam sumur, marjo dan bubur kacang ijo, marjo di tengah hujan, marjo dalam hutan, marjo gondrong, marjo nyeukangking(kurus), marjo dan hujan, marjo itu masih muda, eh salah, lelaki muda itu marjo. Kangen marjo, pasti banyak debu menyelimutimu... Maaf, marjo.
^_^
BalasHapuslanjutannya??
BalasHapushehehe, maap Ukh, ini hanya bagian dari sebuah proyek besar.
BalasHapusmungkin akan selesai beberapa tahun lagi.
hanya saja nggak bisa bocor informasinya lebih banyak dari itu
^_^ (aslinya nggak ngerti ngapa nulis itu. trus nggak ngerti juga gimana lanjutannya.)
:)
Ini bab awalnya ya?
BalasHapusMarjo kecil suka hujan :)
mendekati awal,
BalasHapusbagian awal novel ini basah oleh hujan,
deras.
hati-hati jangan sampai kabur hurufnya oleh air hujan
BalasHapusinsyaAllah, ane simpen baik-baik, semua cerita tentang hujan, sudah terukir bagai prasasti.
BalasHapuspernah bercakap dengan hujan? bahasanya sungguh indah, Ukh.
sejak kecil
BalasHapushujan mengajariku banyak hal
*sok ikutan hehe padahal sampe sekarang jg belum paham
membersamaiku dalam banyak hal.
BalasHapushujan,
selalu.
sekarang hk hujan :)
BalasHapusderas dan kabut...
dengar, biar di hujaminya hatimu dengan butir-butir yang sejuk itu.
BalasHapusingat kah ketika hujan mendekap tubuh mungilmu dalam gendongan emak? (hiks)
ane ingat, sambil nggendong ane, emak menyeduh secangkir teh hangat buat bapak.
"bapak kok belum pulang mak?"
"itu dia bapak pulang.."
seorang lelaki menurunkan seikat kayu bakar yang basah dan tentu saja bertambah berat dari pikulnya,
sekejap meluruh seluruh noda di tubuhnya di bawah air hujan limpahan dari atap, membalasnya dengan se-bak air hangat (yang tentu saja tak lagi cukup hangat) yang sudah disiapkan emak.
berhanduk, berpakaian, bersatu dengan ane dan emak, menggantikan emak menggendongku, sementara emak mengambil secangkir teh hangat, meletakkannya di bibir jendela dan kembali mengambil alih ane dari bapak.
betiga menikmati sisa episode hujan itu.
ibuk..... T_T
BalasHapusiya, Ndhuk....?
BalasHapushehehe :D
BalasHapustangis dan tawa hakekatnya samakah?
5 menit yg lali luruh,beberapa detik tawa hadir :D
menangis dan tertawa,
BalasHapuskeduanya adalah pintu yang sudah diberikan cuma-cuma buat keluarnya rasa.
mau lanjutan adegan-nya?
boleh,dengan ikhlas hati
BalasHapustapi sudah dulu nangisnya, sip?
BalasHapuslelaki itu menyeruput teh dalam cangkir nikmat betul. aku merengek hendak juga merasakan manisnya teh seduhan emak.
satu syarat, satu kecupan di kening halus mesti dilewati meski sering protes tentang kumis bapak.
terpejam menahan, satu syarat kupenuhi, setengah cangkir teh dikuasai.
dua tangan bertaut jemarinya.
aku berselimut peluk.
hangat, menawar sejuk berian hujan.
hehe bapak jg begitu,tp bukan teh tp ibu imbalannya
BalasHapuslalu?
ane lelap, sebelum hujan reda. hehehe
BalasHapusmimpi indah saat itu sulit terulang sekarang...
BalasHapustiba-tiba deras, mbak. di sini hujan. ingat jika hujan turun dirumah simbah, atap rumah yang dari seng itu begitu keras menyampaikan bunyi hujan. ane nggak dengar cakap-cakap mereka(simbah, anak dan mantu-mantunya)
BalasHapusane menutup dan membuka telinga dengan telapak tangan, bercakap sendirian dengan hujan.
"aku membawa air" katanya
"aku tak basah" kubilang.
"bermainlah bersamaku" ajaknya.
"nanti, jika kau bersedia datang siang hari tanpa temanmu yang menakutkan itu, dan jika kau bersedia turun perlahan,"
"kau akan demam..."
"tak masalah, setelahnya, aku bisa menikmatimu di gendongan emak, menawar semua demam yang kau berikan."
kami sepakat, aku lelap, hujan berhenti.
mimpi itu mungkin sulit datang ke tidurmu(bagaimana tidak, tidurnya saja sulit, apalagi mimpinya). maka ciptakan ia lewat angan sadarmu, menjelang tidur.
hujan,,,
BalasHapussudah reda 1 jam yg lalu...
tfs mimpi datang saat memandang titik-titiknya semalam (pagi?)
Kelahiran marjo, kelahiran mp ane he2. Ingat marjo lagi, hujan, hutan getah, padang ilalang menuju sekolah, ustad sobron, anaknya ustad sobron, marjo dalam sumur, marjo dan bubur kacang ijo, marjo di tengah hujan, marjo dalam hutan, marjo gondrong, marjo nyeukangking(kurus), marjo dan hujan, marjo itu masih muda, eh salah, lelaki muda itu marjo.
BalasHapusKangen marjo, pasti banyak debu menyelimutimu... Maaf, marjo.