Selasa, 28 Desember 2010

Resep obat batuk dari emak.

Suaramu kenapa to le? Begitu pertanyaan emak tadi pagi pas saya nelpon beliau dengan suara serak2 basah bercampur bindeng lantaran hidung tersumbat. Saya batuk plus pilek. Maka emak kasi resep obatnya. Jeruk nipis, sedikit gula(kalau ada madu lebih baik), sedikit garam, air hangat, dosis sesuai selera...

Senin, 27 Desember 2010

sang Murabbi

Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi
Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi 

Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu

Terik matahari
Tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai
Tak lunturkan azzammu

Raga kan terluka
Tak jerikan nyalimu
Fatamorgana dunia
Tak silaukan pandangmu

Semua makhluk bertasbih
Panjatkan ampun bagimu
Semua makhluk berdoa
Limpahkan rahmat atasmu

Duhai pewaris nabi
Duka fana tak berarti
Surga kekal dan abadi
Balasan ikhlas di hati

Cerah hati kami
Kau semai nilai nan suci
Tegak panji Illahi
Bangkit generasi Robbani..



* abis denger di tempat daRomi

Kamis, 23 Desember 2010

Sombong itu, menolak kebenaran dan memandang remeh orang lain. Gak bakal masuk sorga. Duhai diri...

dosa

aku membaca cermin. Tak kulihat rona, apa lagi senyum. Apakah dosa itu transfaran?
Kudengar, dosa itu menoda hati, noda menitik jelma hitam. Membungkus gumpal daging, dengan bias tipis legam, kedap suara, kedap cahaya.


Luruh, simpuh, tak menangis.
Hanya telinga memerah, wajah gerah.
Rindu wudlu, meski baru sekejap lepas isya. Sungguh bukan sejuknya sesaat, kerasku terlalu padat.

Tak ingin sungguh seperti abu jahal, yang berharap diri binasa bila menyelisihi kebenaran.

Duhai diri...

Tak kau rasa kah rindu yang membahana di sudut hati, pada sejuk, pada lembut, pada harap dan cemas yang bertemu.

Duhai diri, pakaikanlah di tubuh dan fikirmu dunia. Biar terhijab hati karenanya, dari rindunya yang menghidupi. Biar mati tak lagi menderita, sebab rindunya tak kau gubris...

kurasa kau rasa cukup. Dengan dosa.

yaa muqollibal quluub. Tsabbit qolbiy 'ala diinik.

Ya robbi, tuntunlah hamba pada dien-
Mu, kemudian tetapkan hamba padanya.

Nggak boleh!

Rabu, 22 Desember 2010

Purnama buat emak.

Kemuning sempurna melingkar di ufuk barat. Hendak sembunyi memalu sebentar lagi mentari terbit.
Dingin di sini.
Aku ingat pelukan ibu.
Kala dengan jarik di kidungkannya untukku: lelo ledhung...

Kae... Mbulane ndadhari... Koyo buto nggegilani...
Lagi nggoleki cah nangis...

Aku diam, dari tangis.
Indah purnama bercampur petakut ibu.
Kini sendiri, kunikmati sisa purnama.
Bercampur rindu.
Ibu....

Selasa, 14 Desember 2010

Hujan!!!

Malam ini hujan... Pas jadwal shift malam. Wedew bener.

Oke, mantel dikenakan, bersiap duduk di boncengan seorang kawan... Rintik mulai menerpa... Setiba di gerbang pabrik hujan mulai deras, motor dipacu menembus bulir2 hujan... Saya menikmati suaranya... Bulir2 yang bertubi-tubi jatuh di helm plastik saya. Irama yang begitu saya candui ketika kecil, di bawah atap seng rumah simbah...
Mata saya tak jelas menangkap bias2 lampu jalanan pabrik... Fikiran melayang...

Bapak...
Belasan tahun silam...
Senja yang basah, dalam gendongan emak, di bibir jendela, sementara tempias sekali dua mencandai kaki mungilku yang tersembul dari kain batik gendongan emak...
Bapak pulang, bersepeda, dengan seikat rumput di belakangnya, tentu saja semakin berat, karena air hujan menginap di selanya. Begitulah, biasa bapak sepulang kerja, sebagai tukang bangunan...
Merumput untuk sapi milik orang, menunggu bagian setengah dari anak ternaknya.
Menurunkan rumput di tempat pakan di kandang sapi, memarkir sepedanya di sana...
Bergegas, bercelana pendek, bermandi hujan di bawah talang.

Sementara emak menyeduh secangkir besar teh melati cap Dandang, bapak menggendong saya.
Sejuk...
Saya bermain2 dengan jemari bapak yang mengkerut oleh air hujan...

*ternyata, sebelum mengenakan mantel hujan, saya lupa pake jaket pun sweater...
Bakal kedinginan semalaman ini...
Parah...

Brrr... ^_^

Senin, 13 Desember 2010

#Gaib dengan sub-pembahasan #LangkahSyaithan (kultwit @salimafllah)

Tweeps Shalihin-Shalihat, kita lanjutkan KulTwit #Gaib dengan sub-pembahasan #LangkahSyaithan ya.

"Kenal diri kenal musuh, menanglah. Kenal diri tak kenal musuh, hati-hati. Tak kenal diri tak kenal musuh, mati." -Sun Tzu-


1. #LangkahSyaithan secara garis besar ada 2. Yakni Tadhlil <penyesatan> dan Labsul Haq bil Bathil <mencampuraduk benar dengan batal>


2. #LangkahSyaithan Tadhlil <penyesatan>, memang telah tersumpahkan di hadapan Allah ketika Iblis dilaknat. Tadhlil banyak jenisnya.


3. #LangkahSyaithan dalam penyesatan di antaranya: WAS-WAS. Maknanya membisikkan hal-hal mengkhawatirkan jika seorang hamba mentaat.


4. #LangkahSyaithan WAS-WAS pd Adam & isteri: "Allah tidak mencegahmu dari pohon, melainkan agar kalian tak jadi malaikat atau abadi."


5. #LangkahSyaithan WAS-WAS banyak. Inti isi: taat susah, maksiat untung. ie: "Berislam taat hanya jadikan kita dibenci orang ramai!"


6. #LangkahSyaithan dalam penyesatan NISYAN: membuat lupa. Kita dibuat lupa utk mengerja kewajiban, melakukan kebaikan, membalas jasa.


7. #LangkahSyaithan NISYAN misalnya pada sahabat Yusuf di penjara. Dia lupa bertahun-tahun sampaikan kezhaliman atas Yusuf pada Raja.


8. #LangkahSyaithan NISYAN bisa membuat orang baik menderita, orang tak baik tenang saja. Target: semangat berkebaikan insan menurun.


9. #LangkahSyaithan berikutnya TAMANNI: menanam angan-angan. Dilakukan agar kita sibuk dalam bayang-bayang, tak beramal di kenyataan.


10. #LangkahSyaithan TAMMANNI misalnya membuat pemuda lebih dikuasai bayang indahnya hubungan, bukan sibuk persiapkan kemampuan nikah.


11. #LangkahSyaithan TAMANNI misalnya membuat calon pejabat lebih memikirkan apa yang didapat & dinikmati daripada melayani rakyatnya.


12. #LangkahSyaithan selanjutnya TAZYIN: menghias-hias. Yang busuk dihias jadi wangi, hina tampak mulia, yang nista terlihat cantik.


13. #LangkahSyaithan TAZYIN meliputi medan fikir, kata, & 'amal. Misal: zina bukan kejahatan asal suka sama suka, riba disebut bunga.


14. #LangkahSyaithan TAZYIN lainnya: membela ketakbaikan minoritas itu perbuatan mulia, judi itu amal berhadiah, HAM itu menghalalkan.


15. #LangkahSyaithan berikutnya WA'D: buat janji palsu. Ada kisah Israiliyat ttg 2 kakak lelaki & adik perempuannya yg gambarkan ini.


16. #LangkahSyaithan WA'D. Jadi ke-2 kakak hendak berdagang, mrk titipkan si adik pd seorang ahli ibadah. Mulanya si 'Abid menolak.


17. #LangkahSyaithan WA'D. Tp bisik syaithan: Ya Allah bid, masak ahli ibadah nan penuh kasih sepertimu tak mau menolong. Tega sekali!


18. #LangkahSyaithan WA'D. Dibisik terus, si 'Abid setuju. Syarat: si gadis hrs di puncak menara. 'Abid hanya 2x sehari antar makan.


19. #LangkahSyaithan WA'D. Stl beberapa hr berjalan, syaithan membisik lg: Nggak khawatir lu Bid, jangan2 gadis itu sakit. Amanah lho!


20. #LangkahSyaithan WA'D. Khawatir, 'Abid ketuk pintu: "Baik sj kan?". Syaithan membisik: Yah, sapaan macam apa itu? Tidak sopan!


21. #LangkahSyaithan WA'D. Syaithan: Ayolah Bid, namanya jg wanita. Bkn cuma makan, dia butuh perhatian. Jadilah lelaki yg memahami.


22. #LangkahSyaithan WA'D. Bisik demi bisik nan manis & memuji tiap hari, ringkas cerita, si 'Abid & gadis itu dijerumus utk berzina.


23. #LangkahSyaithan WA'D. Syaithan terkekeh: Nggak nyangka gue Bid, tampang 'alim bejat juga lu! Hayeuh gmn sekarang? Panik! Panik!


24. #LangkahSyaithan WA'D. Bisik syaithan: Tuh dengerin tuh muntahnya, hamil Bid! Kl gua jd elu, bunuh aja dia, tak akan ada yg tahu.


25. #LangkahSyaithan WA'D Bisik lg: Lagian kakaknya pasti percaya sama lu deh Bid. Siapa dl dong, 'Abid, org shalih yg disayang Allah!


26. #LangkahSyaithan WA'D. Bisik: "Bunuh aja, blg sm kakaknya dia mati krn sakit. Beres!" Dan dilakukanlah itu. Hingga ke-2 kakak dtg.


27. #LangkahSyaithan WA'D. Ke-2 kakak sedih, tp percaya & pulang. Syaithan dtg dlm mimpi, mengilhamkan mrk akan kejahatan 'Abid.


28. #LangkahSyaithan WA'D. Terbongkar kebejatannya, si 'Abid diarak & dirajam keliling kampung. Diikat di salib lalu siap dibakar.


29. #LangkahSyaithan WA'D. Saat api nyala, syaithan bisik: Nggak ada yg bs tolong kamu kecuali aku. Ayo, dtglah padaku, mohon padaku.


30. #LangkahSyaithan Ketika si 'Abid kufuri Allah & memohon tolong pd syaithan, si syaithan bilang: Good bye, sampai jumpa di neraka.


31. #LangkahSyaithan WA'D. Kata syaithan: Aku sj takut pd Allah, kok kamu berani banget sih kufur padaNya? Demi Allah, janjku palsu.


32. #LangkahSyaithan selanjutnya KAID: tipudaya. Terjelaskan sudah ttg ini di kisah 'Abid yg jg menjelaskan langkah syaithan WA'D.

33. #LangkahSyaithan selanjutnya TASWIF: menunda. "Nanti saja!" Nanti saja sedekahnya kalau sdh kaya, nanti sj ibadahnya klw sdh tua.


34. #LangkahSyaithan TASWIF. Nanti sj shalatnya klw sinetron selesai, nanti jumatn klw sdh sepi, nanti sj berhaji klw sdh pny istana.


35. #LangkahSyaithan selanjutnya TAKHWIF: menakut-nakuti. Jgn aktif di Rohis nanti jd teroris. Jgn rajin ke masjid nanti ditangkap.


36. #LangkahSyaithan TAKHWIF. Jgn berjilbab nanti susah jodoh & susah kerja. Jgn memperbaiki nanti dijebak anak buah & kena korupsi.


37. #LangkahSyaithan lagi; 'ADAWAH: diproklamasikan permusuhan. Contoh mudahnya: Ayyub AS. Harta musnah, anak habis, sakit mengerikan.


38. #LangkahSyaithan LABSUL HAQ BIL BATHIL: jk kejahatan tak lg memikat, yg lebih menghanyutkan adl mencampurnya dgn unsur2 kebenaran.


39. Demikian sekilas ttg #LangkahSyaithan dlm KulTwit #GAIB, moga manfaat. CMIIW ya Tweeps Shalihin-Shalihat. Mr mhn lindungan selalu drnya.

40. Rabbii A'udzu biKa min hamazaatisy Syayaathiin. Wa A'udzu biKa Rabbii an Yahdhuruun..



http://twitter.com/salimafillah

Sabtu, 27 November 2010

Satya W. Pendiam yang mempesona.



Sahabat MP, tentunya pernah merasakan rindu. Saya, setiap kita pasti pernah merasakan rindu. Atau barangkali sahabat MP tengah dilanda rindu saat ini, menggelora, membahana… ah, rindu.

Jika sahabat MP sedang merasakan rindu, maka itu pula yang tengah saya rasakan ketika ini….

Ah, rindu. Siapa yang mampu melawan kuasa rindu? Saya kira kita boleh sepakat, Rindu memiliki kekuatan yang cukup besar, kadang menjadi sangat besar…

Salah saya sendiri, telah lama sekali sepertinya, saya tak menemuinya, pendiam yang mempesona. Entah bagaimana diamnya menggoda saya, merayu untuk berlama-lama bersama. Meski saya tak boleh berisik. Tapi tak hanya saya, andapun akan terdiam, atau jika terpaksa bicara, anda hanya mampu berbisik. Diamnya membius sesiapa untuk terdiam. Begitulah.

Sebuah gedung tua, tempat saya biasa menemuinya, dekat lapangan bola basket, di depan toko “indah bersama”, tepat di sebelah mess putri.

Terakhir bertemu, kami banyak bercerita, tentang romantisme rumah tangga Rasulullah. Tentu saja dia yang lebih banyak bercerita. Saya memang terkadang banyak Tanya, dia biasanya sabar sekali menjelaskan.

Tapi malam itu, sepulang kerja, gedung tua itu sudah rubuh, saya tentu tak bisa lagi menemuinya, entah untuk berapa lama…

Saya pasti akan rindu. Dan entah mengapa, rindu itu tiba-tiba saja muncul, ketika saya menyadari tak mungkin menemuinya waktu ini. Padahal kemarin-kemarin lama sekali saya tak menemuinya...

Apa dia akan marah? Tentu saja tidak…

Kini saya memang merinduinya.

Satya W., pendiam yang mempesona. ^_^ saya teringat pertama kali saya menemuinya, hanya duduk menikmati diamnya, membaca berita di Koran.

Hingga suatu ketika, saya tertarik sekali dengan sebuah novel: The Davinci Code. Saya belum membacanya, saya hanya memegangnya, melihat-lihat sinopsisnya, hingga seorang petugas berkata: “ baca saja, bagus”

Benarlah ternyata, novel itu lumayan, pendiam yang mempesona itu kemudian memaksa saya untuk juga membaca Deception Point, Devil & Demon, The Lost Symbol. Meminta saya untuk juga membaca Holly Blood Holly Grail, The Knight Of Templar, ah, dalam diam, Satya W. menjelaskan pada saya betapa dunia ini di penuhi konspirasi. Segelintir manusia yang menguasai banyak bangsa, bahkan tanpa mereka sadari. Terkadang telinga saya hangat berdenyut, lalu di mana saya bisa terlepas dari konspirasi ini?

Satya W. pendiam yang mempesona telah menjelaskan pada saya, betapa di sana, di sini, di mana saja, Harapan itu masih ada. Tiap ruas detik, tiap jengkal bumi. Dingin yang menyiksa, terik yang membakar, tak peduli. Kekuatan rindu mengajak Bilal RA. Untuk tetap berbisik: “ahad… ahad…” meski terik berhimpit batu di dadanya. Hingga Abu baker RA. Dengan izin Allah membebaskannya dari siksa yang tak terbayangkan oleh saya.

Rindu yang akan memberi kekuatan bahkan jika harus menggigit akar pepohonan sampai kematian dating dan tetap dalam hal itu.

Rindu yang akan membei kekutan bahkan jika mesti merangkak di atas salju, untuk berbai’at.

Rindu yang dengannya Allah mengampuni dosa bahkan seorang yang pernah mengubur anaknya hidup-hidup, sebelum dating kebenaran. Rindu yang mengubah seorang penentang menjadi pembela. Rindu yang dengannya Allah mengampuni dosa bahkan seorang pemakan jantung, Hindun binti utbah. Rindu yang ketika ia telah membasahi hati, sekeras apapun ia bicara, Allah mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi… maka tersungkurlah al-Faruq… menemukan rindunya.

Tapi rindu, terkadang mampu membutakan mata, membutakan akal, bahkan ia punya kuasa membutakan hati. Menyerah pada satu rindu, membatasi dari rindu yang sebenarnya.

Maka sesiapa yang mampu bertahan dalam satu rindu, sungguh itu akan menjadi penawar rindu berikutnya, rindu yang lebih kuat, rindu yang nyata, rindu yang sebenarnya.

So, rindu memang bermacam rupa, dari yang ringan sampai rindu berat, dari yang bermanfaat hingga yang merugikan. Rindu yang manusiawi, hingga rindu yang tak masuk akal.

Tapi rindu tetaplah rindu, dan Rindu hanyalah Rindu, hingga ia menyebabkan seseorang melakukan atau tak melakukan sesuatu.

Maka jika rindu, panggil namaku… (halah!!!)

Maka jika rindu, jadikan ia mengantar pada penawar rindu berikutnya, rindu yang nyata, rindu yang lebih dalam…

Rindu yang sebenarnya.


(sesaat setelah menyaksikan puing gedung perpustakaan satya wacana, dalam perbaikan.)

Jumat, 05 November 2010

Apa kabar saudaraku.?

Merah di kaki langit timurku, perlahan menguning benderang.
Bagaimana kaki langit mu pagi ini, Saudaraku?

Kamis, 04 November 2010

Alhamdulillah. Sudah saya terima. Meski sedikit terlambat. Langsung 4edisi. Oke, mulai baca. 235, 236, 237, 238.

HARUS KAYA!!!

"Malam ini, kita ketemuan di hotel paling mewah di kota ini."
Telepon ditutup. Kalimat itu mengiang. Tak biasanya...

Ini di luar kebiasaan. Hotel paling mewah pula. Kejutan macam apa malam ini? Sedikit bertentangan dengan akal.
Tapi tak melawan, beberapa kawan dikabari, reaksi mereka hampir sama. Ini tak wajar, aneh, ada apa?
Bagaimana tidak, biasanya tempat ketemuan itu di masjid, sederhana, penuh suasana kerinduan.
Tapi akhirnya sepakat.

"bagaimana?"
"hotel ***, ustad."
"baiklah." Ustad tersenyum.

Ding. Ding. Ding.

Hotel itu memang mewah.. Mereka terpana. Ini berbeda dengan biasanya. Lalu lalang. Apa ini? Mereka bukan terkagum dengan kemegahan hotel itu. Pertanyaannya masih sama, mengapa harus di hotel mewah?
Handphone berdering...
"kami sudah sampai, Ustad."
"sudah lengkap?"
"sudah."
"saya sebentar lagi sampai. Sebelum saya sampai, masing-masing berkeliling dalam hotel."

Mereka berkeliling, makin bingung. Tapi waspada, ada apa?
Tiap ruang yang mereka bisa masuki, mereka masuki, melihat setiap manusianya, pelayan, petugas, koki, tamu, semuanya. Butuh waktu cukup lama dengan pembagian arah untuk masing-masingnya, setelah cukup, mereka kembali ke lobby.
Ustad sudah menunggu.
Mereka duduk sling berdekatan.
Salam.
Tilawah.
"bagaimana hotel ini?"
"mewah, ustad."
"orang-orangnya?"
"sama mewahnya, ustad."
"siapa di dalam hotel ini yang terlihat paling sederhana?"
"kami, ustad"
"yang terlihat paling kasihan?"
"kami, ustad."

diam.

"siapa yang punya hotel ini?"

mereka mulai faham arah bicara ustad.

"maka kita harus kaya, akhi...
Wahn, artinya cinta dunia dan takut mati.
Kita dilarang mencintai dunia, tak boleh mencintai harta, kekayaan. Tapi bukan tak boleh memilikinya.
Di tangan, akhi, bukan di hati...
Malam ini cukup.."
Subhanakallahummaa.... *berjamaah.

Malam itu berkesan.
Singkat, padat.

Minggu, 31 Oktober 2010

Yup. Salam 'alaik.

Siap nikah!

Bapak2: "Antum sudah berkeluarga?"
saya: "Belum." (malu...)

bapak2: "sudah siap?
Maksud ana sudah siap nikah?"

1detik, 2detik, banyak detik...
Tiba2 teman saya menimpali: "orang padang itu, kalau udah siap nikah, berarti istrinya sudah ada. Ya nggak?"

senyap.

Mereka ketawa, saya bingung...
Tapi lega...
Lolos...

Menu siang ini: gulai brutu.

Rabu, 20 Oktober 2010

masrikan

bismillah.
Pagi. Ba'da nyuci ane berencana ke kantor POS, ke perpustakaan, lalu tidur hingga menjelang zuhur, sebab malam ini menggantikan rekan kerja shift malam.
07:30.
Ane kayuh sepeda sport Rp.330ribu ane. Jadwalnya nyarap, ngeposin Kopi buat bapak, mustaka, pulang dan tidur. Tapi di jalan, jumpa sama akh fauzi yang ganteng luar biasa dan lembut tuturkatanya.
"antum off hari ini, kan?"
"iya, tapi rencananya ntar masuk malam, gantiin kawan, bang." ane jawabnya plus senyum paling ganteng meskipun yakin kelelep sama gantengnya beliau bahkan tanpa senyum.
"ke pekanbaru yuk... Masrikan kecelakaan."
"innalillahi, di mana sekarang beliau? Kecelakaan gimana?"
"di rumah sakit. Tapi ane baru pulang, semalam piket, jadi antum yang bawa motornya ya..."
"oke, ane perlu ke kantor pos dulu, belum sarapan juga."
09:00
Kami berangkat, menembus kebun sawit, berbahaya, jalanan yang dilalui adalah kerikil lepas, debu tebal. Tapi perjalanan yang menghabiskan 1,5 jam lewat jalan raya, tembus dalam 45menit lewat hutan sawit ini. Ane juga lebih nyaman lewat sini, lawannya cuma debu dan kerikil yang kadang liar. Jalan raya? Lubang tiba2, truk gandeng, pengendara lain, speed yang boleh kencang. Serem...
Ntah jam berapa...
Kami tiba di rumah sakit, kamar beliau sempit, untuk 2 pasien. Dan bayar sendiri... Maksudnya? Sebentar...

Setiba di sana, seorang teman sudah duduk di samping beliau. setelah salam dan cipika cipiki sama ustad masrikan, ane duduk di sebelah beliau baring. Kemarin motornya nabrak bak colt diesel, motor nyungsep ke kanan, beliau terlempar ke kiri. Tulang pinggulnya retak. Dan ane pengen nangis, beliau adalah seorang yang luar biasa. tubuhnya kecil, seukuran ane kecil dikit. Wajahnya selalu tersenyum, tuturnya lembut, dan semangatnya kuat. Beliau banyak ilmunya.
Hiks.
selalu cerah wajahnya, dan terakhir-terakhir jumpa, selalu saja,
"antum kapan?" sambil senyum. Mentang mentang baru menikah, lantas ponya more power buat ngomporin yang lain. Hehe, afwan tad.
Menjelang zuhur, kami lanjutkan perjalanan, sholat zuhur di masjid Fatimah paus flower residence. Makan siang di deket kampus muhammadiyah, katanya, deket kampus lebih murah, hehe.
Perjalanan berlanjut ke masjid raya An-Nur.
Megah nian.
Kami tidur. Hingga masuk waktu ashar, lepas sholat kami ke Rumbai, di tempat saudaranya akh ramli.
Minum kopi.
Perjalanan berlanjut, menembus kebun sawit. ane masih teringat ustad Masrikan.
Tubuh kecilnya terbaring, di ruang rawat sempit ini, dan... Bayar sendiri pulak...
Bayar sendiri? Iya, mestinya perusahaan menanggung semua biaya dan menempatkan beliau di RS provider yang berstandar internasional.
Tapi tidak. Ternyata beliau sudah mengundurkan diri dari perusahaan beberapa hari yang lalu. Beberapa hari! Bayangkan. Maka putus semua hubungan beliau dengan perusahaan termasuk asuransi.
Garis itu mutlak, bukan?

Beliau mengundurkan diri, karena mendapat tugas baru, menjadi kepala madrasah, sebuah madrasah yang baru berdiri, dan menunggu beliau. Memang cita-cita beliau menjadi guru.

Ya Allah, ringankan beban saudaraku ini, lekaskanlah kesembuhan baginya. Amiin. Syafakallah, ustad...

Selasa, 05 Oktober 2010

tong kosong nyaring bunyinya

Bismillah.

 Tadi ba'da isya, bicara-bicara bentar bareng seorang sahabat. ia bertanya:
"Jika antum denger kalimat 'tong kosong nyaring bunyinya' antum akan fokus sama tongnya atau yang mukul tongnya?"

kemudian dibacanya surah zukhruf:36

bismillah.
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Maha Pemurah (al-Quran), Kami adakan baginya syaithan (yang menyesatkan) maka syaithan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.
QS. az-Zukhruf (43) : 36


maka manusia yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Maha Pemurah (al-Quran). inilah tong kosong. dan syaithon adalah pemukul tong itu. hingga ucapan tong kosong adalah bisikan syeithon. Ia berbunyi seperti mana syaithon memukulnya. menjadikan syaithon pemimpinnya.

na'udzubillah, tsumma na'udzubillah.



"tong kosong nyaring bunyinya" bagaimana menurut anda? anda akan fokus terhadap tong kosongnya, atau yang mukul tong kosongnya? *sebuah pengingat dari seorang sahabat, dapat dari fesbuk katanya...

Minggu, 26 September 2010

Dapet sms, "jodoh emang ditangan Tuhan. Tapi kalo nggak diambil, ya tetap di tangan Tuhan." Macam antum udah ngambil aja... Hehe. Tapi bener... Syukron ya dah ngingetin. siap... Awas... Dhuarrr...

sisa purnama

Mengemas sibundar pendar mendaki langit di antara sapuan lembut menebar bias putih yang menirai malu-malu bintik gemintang sempurna bening di lain gugusan.

Rembulan,
di lingkarmu serpihan embun mengkristal laksana anak-anak kecil bergandeng tangan kitari unggun.
Menari dan bersholawat.

Rembulan,
Aku merindu bekas terbelahmu. Andai mampu dengan mata ku tangkap kesan itu, sedikit biar terobati rindu yang sebenarnya. Pada kenangan ketika terbagi dua-mu. Pada wajah yang lebih bercahaya dari cahayamu, pada air mata yang menetes oleh rindunya pada saudaranya, yang beriman padanya tapi tak pernah melihatnya.

Hanya dengan rindu yang bahkan tak Lebihi kelopak mataku.

Aku hanya rindu...

Jumat, 24 September 2010

AKANKAH FULAN JADI TERORIS?

Cerita-cerita.
Suatu sore di sebuah bale bambu, seorang lelaki bercerita pada temannya seorang lelaki tentang temannya seorang lelaki.

"temen gue aneh bro, makin ngaji makin nggak bener agamanya. Dulu dia selalu ngajak gue ke masjid, nggak pernah gue lihat lepas sholat 5waktunya, penampilannya juga bersih, rapi. Tapi sejak sering denger ceramah di masjid, sering ngaji, ta'lim, hadir di majelis ilmu, banyak baca buku, malah jadi aneh..."

"aneh gimana?"

"Kemarin kami sama-sama pulang kampung, masa dia sholat dzuhur cuma 2 raka'at, abis salam baru di sambung 2 raka'at lagi. Udah gitu pas 'ashar, bukannya sholat malah tiduran dalam mobil. "

"masa?"

"bener, ngapain boong?
liat aja, sekarang, dibiarinya jenggotnya panjang, jenggotnya makin panjang, celananya makin pendek."

"iya ya... Bener juga lu, bahaya tuh, sekarang kan banyak aliran sesat, jangan jangan belajar jadi teroris pulak tuh anak..."

"gue juga khawatir, ada yang bilang, dulu ada orang yang gitu, katanya belajar tentang Tuhan, ujungnya gila. Jujur gue sayang banget sama temen gue yang satu ini, bro. Anaknya baek, gak neko-neko."

"makanya, beragama itu yang biasa-biasa saja, ngapain nuntut ilmu jauh-jauh, dalam-dalam, kalo nggak gila, jadi teroris."

"bener lu bro, gue juga agak nggak enak deket-deket ma dia lagi..."

Si fulan, yang lagi dibicarain, lewat... Benar saja, bejenggot, celana ngatung.
"woi, pada ngapain ente di sini?"

*sambil nyengir: "hehe, kagak ful, nggak ngapa-ngapain. Dari mana lu?"

"ya dari masjid, udah selesai sholat. Ente pada nggak sholat?."

"iye bentaran lagi..."

"Toyib dah, assalamu'alaikum..."

Fulan berlalu...

"Tuh, kan? Die bilang toyib kite bro... Bener-bener si fulan..."


(cerita ustad ali, macam-macam tipu daya syaithon)

Sungguh, benarlah bahwa ilmu itu sangat penting.... 

Senin, 30 Agustus 2010

Aku dan sepasang mata.

Ba'da tarawih, aku bertemu seorang sahabat. Ia bercerita tentang mata. 2 biji mata di wajah kita.
Jika kita bertemu dengan saudara kita yang buta, mungkin kita akan bersyukur dan menyala iba atas kebutaannya, lantas mengalir doa semoga ia diberi kesabaran dan kemudahan menjalani hidup tanpa penglihatan setelah kebutaannya. Tapi jika ia mengetahui apa saja yang kita lihat, pasti akan bersyukur ia karena terhindar dari dosa pandangan, dan menyala iba atas dosa2 kita, lantas mendoakan ampunan dan petunjuk serta kesabaran atas cobaan ini.

Kami berpisah, menuju kamar masing2.

Di kamar, masih teringat cerita temanku. Aku susah tidur. Maka kumatikan semua lampu. Lampu besar, lampu meja, lampu belajar, lampu di jam dinding, bahkan lampu tidur.

Sempurna gelap.
Aku ingin merenungi mata.

Banyak cerita tentang mata. Mata rabun, mata katarak, mata indah bola ping-pong. Mata balita yang mendelik saat demam tinggi, mata seorang sahabat Rasulullah saw. yang lepas dari tempatnya saat peperangan, kemudian Rasulullah mengembalikan dan membetulkannya.
Kemudian semua hilang, muncul setiap yang pernah kupandang, setiap yang Allah pasti tidak ridho.
Aku ingin menangis tapi tak bisa.
Setengah jam aku berusaha menangis.
Tak bisa! Aku menyerah. Setiap hal batil yang pernah kulihat bermunculan. Silih berganti. Aku gelisah, tak seperti dulu ketika aku membohongi mataku, membohongi hatiku. Bahwa ia (pemandangan itu) adalah keindahan, bahwa ia adalah kesenangan.

Aku semakin takut. Ingin menangis...
Tak bisa, bodoh!
Setengah jam berlalu lagi. Aku tak juga bisa mengangis.

Aku letih... Mataku dipenuhinya.
Aku tertidur... Sesekali melintas.
Aku terlelap...

Tengah malam aku terbangun, sempurna gelap. Aku meraba handphone di atas meja, jam berapa? Menekan buka kunci, aku tak melihat apa-apa. Aku mencoba mengucek mataku...

Lailaaha illallah!! Biji mata itu tak di sana, keduanya. Aku panik. Tiba2 benderang. Aku melihat sepasang mata melayang. Kuraba kelopak mataku, kosong. Tak ada biji mata di sana, tapi aku bisa melihat sepasang mata yang melayang itu. Kudengar suara, mirip suaraku.
"tidak kah kau menaruh iba padaku, yang telah dititipkan padamu?".
Aku merasakan nyeri di dadaku, suara itu lagi,
"tidak kah juga pada segumpal hatimu? Kau memaksaku meracuninya, setiap saat..." sepasang mata itu kemudian menangis, aku mendengar isak, sedu. Aku iri, dadaku semakin sakit. Aku ingin menangis.
Belum juga bisa...

Aku tersentak jaga, lega, hanya mimpi.
Lama sekali rasanya aku terlelap. Masih sempurna gelap. Alarm di hape butut pun belum berbunyi. Aku ingat, aku mematikan semua lampu. Tapi aneh, bau udara dan suhu ruangan tanpa AC ini mengisyaratkan pagi.
Aku meraba meja mencari hape, tepat ketika ia sempurna di genggamanku, ia bergetar, berdering, nada alarm.
Ini jam 5 pagi!? Kudengar azan. Tapi aku tak melihat cahaya LCD hp. Mengucek mata, mataku masih ada, ini bukan mimpi, Tolol!

Aku meraih switch lampu belajar, kunyalakan, masih gelap. Aku mencari lampu meja, ku nyalakan, sama saja, kuraba bola lampunya, hangat, aku makin panik. Aku bangkit, meraba2, mencari switch lampu atas kamar ini, di dekat pintu. Kunyalakan, masih gelap, gemetar kubuka pintu, sejuk udara pagi menerpa, aku tak melihat apa2. Aku terduduk, mataku basah...

Aku menangis...

Kalau membalas uluran tangan plus beberapa ucapan dengan mempertemukan kedua telapak tangan di depan dada, Plus gantirugi buat tangan yang kadung terulur dengan tegur sapa yang ramah dan banyak, cukup?

Minggu, 29 Agustus 2010

birrul walidain seorang istri.

Kemarin, berangkat maghrib, seperti biasa, ane jalan kaki. tiba-tiba sbuah sepeda motor berhenti, yang empunya menawari tumpangan.
ane naik, wah, bapak ini, wangi, ganteng, berbaju gamis dan jenggotnya terawat.

"bapak tinggal di mana ya?"
"kilometer 6."
"wah, jauh ya pak?"
"saya cuma lagi di tempat mertua, istri saya mbantuin orang tuanya."
"mbantuin ngapain pak? ada acara gitu?"
"nggak, mertua saya jualan lontong."
"lontong emak?"
"iya, anaknya itu istri saya" ane jadi ingat seorang jilbaber yang sering mbantuin emak(ibu yang jualan lontong), jadi bapak ini suaminya...


wah, ane jadi inget sama ibu itu, yang jualan lontong, macam-macam. lontong sayur(gulai), lontong pecel, nasi goreng, dll. lontongnya enak, dan murah, bisa dibandingkan, untuk sepiring lontong porsi dewasa (kalau jualan buat anak-anak sekolah dasar pasti beda porsinya, kan?), harganya cuma Rp.3000. dan nasi goreng yang Rp.5000, ane harus berdua untuk menghabiskannya.

jualan lontongnya nanti aja ya...

ane pernah baca hadits...

عَÙ†ْ Ø£َبِÙ‰ Ù‡ُرَÙŠْرَØ©َ عَÙ†ِ النَّبِÙ‰ِّ -صلى الله عليه وسلم- Ù‚َالَ « Ù„َÙˆْ ÙƒُÙ†ْتُ آمِرًا Ø£َØ­َدًا Ø£َÙ†ْ ÙŠَسْجُدَ لأَØ­َدٍ لأَÙ…َرْتُ الْÙ…َرْØ£َØ©َ Ø£َÙ†ْ تَسْجُدَ Ù„ِزَÙˆْجِÙ‡َا ».

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Andai boleh kuperintahkan seseorang untuk bersujud kepada yang lain tentu kuperintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya” (HR Tirmidzi no 1159, dinilai oleh al Albani sebagai hadits hasan shahih).

Pasti bahagia sekali ibu jilbaber itu, birrul walidainnya tak terhalang, bahkan didukung oleh suaminya...



Kamis, 26 Agustus 2010

wak Atan dan wak Dolah

terkisah wak Atan seorang pengangguran. sudah dua tahun mondar-mandir mencari kerja, tak dapat-dapat.
berjumpalah wak Atan dengan wak Dolah, pengusaha mutiara.
"tolonglah aku ni, wak Dolah. dah dua tahun dah tak jumpa jumpa aku cari kerja kesana kemari."
"pekerjaan yang ada di sini ya cuma mencari mutiara ni lah Tan."
"tak apalah, wak. aku ni mau kerja apa saja."
"baiklah, engkau aku beri kesempatan satu kali, engkau mesti menyelam ke dasar lautan mencari mutiara, ingat. satu kesempatan"

maka berangkatlah wak Atan menyelam. di tengah laut di lihatnya bermacam jenis ikan, lalai wak Atan, berenang kian kemari mengejari ikan berwarna warni. tersentak, penasaran, wak Atan menyelam kian dalam, nampaklah olehnya bermacam warna dan bentuk batu karang, terumbu karang.
makin lalai wak atan, berenang kian kemari di antara keindahan pemandangan, lalai dari kesempatan dan tugas nya yang sebenarnya.

maka wak Atan terkejut bukan main, ketika penanda udara di tabungnya hampir habis. terkesiap, wak Atan menyambar setiap yang berkilau di dasar lautan itu, memasukkanna kedalam kantung di punggungnya.
wak atan bergegas mengejar permukaan. kantungnya tersangkut bebatuan, kantungnya koyak, kantungnya kosong.


ustad Zulfahmi, S.Ag

dalam masa sulit, jadilah macam bebek di empang, tenang, tapi kakinya nendang-nendang. anonim. dari quantum ikhlas, erbe sentanu.

Minggu, 15 Agustus 2010

ditelpon akh hai yeyeye, makasih akh....

memohon rasa takut

bismillah...
ya Allah, curahkanlah kepada kami rasa takut kepada-Mu,
yang menghalangi kami dari bermaksiat kepada-Mu.
dan Curahkanlah kepada kami ketaatan kepada-Mu,
yang mengantarkan kami kepada Surga-Mu.
dan curah kepada kami keyakinan,
yang dapat meringankan musibah kami di dunia.
berilah kenikmatan kepada kami dengan pendangaran kami, penglihatan kami, dan kekuatan kami selama kami hidup.
dan jadikanlah itu sebagai warisan dari kami. dan jadikanlah pembalasan bagi orang-orang yang mendzolimi kami. dan tolonglah kami melawan orang-orang yang memusuhi kami. dan janganlah engkau jadikan musibah kami pada urusan diin, agama kami. dan jangan engkau jadikan dunia sebagai impian kami yang terbesar, serta batas pengetahuan kami. serta janganlah engkau kuasakan atas kami, orang-oranng yang tidak menyayangi kami...
(H.R. imam atTirmidzi)

sumber: eramuslim

Jumat, 06 Agustus 2010

Baca, please...

Bersimpuh dia depan emak, memandangi keriput dan tatapan lembut sepasang mata teduh.
Tak bicara, emak juga hanya diam.
Tak berubah, berpuluh tahun. Sempurna cinta mengisi hari. Menumbuhkan aku dalam belaian ikhlas. Aku sendiri sempurna ngeyel. Maka aku ingat semua.
Bukan bicara, keningku di lututnya, diusapnya ubun2 yang gemetar oleh isak. Aku mendongak, sepasang mata itu sembab. Dipeluknya aku, sama seperti kala lelah, sakit, luka, rindu, kapan saja.
Hanya bisik, "apuntenipun nggih, mak...". Bukan suara, angguknya kurasa di pundakku.
Hanya isak, ketika kujabat dan kuciumi tangan bapak, yang kasar oleh upaya membesarkanku. Maka muncul semua keliruku.
"Apuntenipun nggih... Nggih, pak..."
"Podo2 le, bapak yo akeh lupute, bapak yo njaluk maklume".
Cukup... Tak lagi isak.
"sumugi shiyam-ipun dipun tampi kalih Gusti nggih, mak, pak..."
"amiin...".

Maka sobat, teman, saudara, mbak, ibu, mas, om, semuanya...
MPers sedunia seiman...
Ane mohon maaf ya... Pasti banyak banget keliru, salah, khilaf ane... Semoga kita masih diberi kesempatan bertemu ramadhan, bersama ramadhan...
Semoga shiyam dan ibadah kita yang lain diterima oleh Allah swt... Ane mencintai antum semuanya...

Kamis, 24 Juni 2010

Satu hal yang paling dekat, mati.

Mati.

Lalu sudikah kiranya, sudi pun siapkah engkau mengangkat tubuh dingin itu? membasuh wajahnya yang penuh gurat kisah. Membasuhkan wudlu. Matanya takkan lagi terbuka. Kau hanya harus membungkusnya dengan kafan. Lalu selepas menyolatinya, mengantarnya ke liang lahat.
'bismillah, wa'ala millati rasulillah'
Timbun! Lalu setelah berdoa untuknya, kau tinggalkan ia di sana sendiri. Masihkah kau berdoa untuknya, setelah bertahun-tahun? atau jika mereka masih ada, di dekatmu, adakah yang telah kau lakukan untuk mereka?
Mereka bapak dan ibu-mu, Bayu. T_T

Selasa, 15 Juni 2010

layang katresnan kagem simbok

Assalamu'alaikum.


ing serat puniki kulo bade matur, dene kulo wonten ing keadaan sehat wal afiat, mboten kirang setunggal menopo.

kanti bathuk ingkang petuk jembrengan kloso pandan ing njogan puniki, semanten ugi kulo suwun marang gusti Allah subhanahuwata'ala, sumugi bapak kalihan mamak ing griyo sageto tansah sehat wal afiat mboten kirang setunggal menopo. tansah wonten ing lindunganipun gusti Allah subhanahuwata'ala.


Sabtu, 29 Mei 2010

Akh! Rindu kembali menguasai nadiku. Menggerus lempung keras di sisi jantungku.

"Bayu, kamu udah punya adik sekarang, laki2." kakak kelas ane teriak dari luar jendela kelas, mengusik semangat belajar ane. Tak sabar pulang. maka siang itu ane pulang gembira betul, hendak ke bilik, ane di tahan nenek. tak boleh masuk. bagaimana ini? bagaimana ini? bagaimana mungkin adik yang sudah ane tungguin, lamaa sekali, yang selalu dijanjiin emak, begitu lahir, tak boleh ane temui? ah, rupanya bukan, ada "syarat" nya, ane harus ke dapur, mendekati tungku, menggantung dua kaki ane bergiliran di atas tungku, baru ane boleh masuk ke bilik. Sebuah kecupan, dua! ane kasih buat adik lelaki ane yang belum genap 6 jam usianya... hihi, pada heran.Hmm...
Ane punya adik, Laki-laki!!!
Maka waktu menggelinding dan ane selalu punya banyak waktu membersamai adik lelaki ane. Jujur, kadang rasanya kesempatan itu serasa jadi tugas. Mestinya ane boleh bebas bermain ke sana kemari, sendiri, sesuka hati, begitu waktu itu. tapi itu cuma kadang saja kok, le...
Maka banyak kisah, banyak kesal, banyak nakal, banyak tangis, banyak tawa, pasti. tertawa bersama, kemudian dimarahi emak, besama, hehe.
"adek itu..."
"mas itu..."
"sama saja, nggak yang besar, nggak yang kecil, ribut terus, ujungnya pasti nangis.!!"
hehe, sama saja memang ya, le?...
ada luka, berdarah, mas ingat, besepeda adalah jurus peredam tangis dan rewel paling manjur buatmu.
maka siang itu, bukan sengaja kita berdua jatuh, dagumu berdarah, tidak menangis.
"tenang, mas, ini bukan sepenuhnya tanggung jawab mas." begitu mungkin yang ingin kau sampaikan. maka kau tahan sakit itu. kita pulang, mas ciut, takut, takut lukamu parah, takut emak marah.
di rumah...

"mbaaaaaaak... anakmu...." tetangga bantuin panggil emak di kebun belakang, panggilan yang pasti menggelisahkan...
"ada apa dengan anakku?" cemas, emak buru-buru pulang.

"kenapa ini tadi, naaak..."
"nggak papa ini, mbak, cuma lecet sedikit." lega, tapi setelahnya tetap saja emak pingsan.

Tahulah mas, kamu istimewa, ya, kita istimewa, le....

Maka waktu menggelinding,

"hati-hati ya nak..."
" iya, iya, mak..."
bersepeda lebih hati-hati, tapi tetep saja nakal.

inget trafo, step down, yang bisa mengubah tegangan listrik rumahan 220 volt jadi 12volt? kalau di balik, tegangan 1,2 volt bisa jadi 22 volt, dan percikan arus, bisa mengakibatkan kejutan, mas udah coba kok, nggak seberapa, tetap saja kau bakal terkejut, menangis. dasar, kakak yang nakal!
"kamu apain lagi adikmu?"
"nggak ada, kok, mak. naik sepeda yuk dek..."
lolos...
hehe..

terakhir mas cium, mas baru pulang dari sekolah di kota. ah, tentu saja kau heran, kau sudah terlalu besar untuk ciuman mas mu. tak banyak lagi cerita, kau memang tak banyak cerita, maka kita tak lagi banyak bicara.

maka waktu menggelinding...

terakhir mas dengar, kau berlarian di pematang sawah menangkpi belut, menjualnya, untuk tambahan uang jajanmu di sekolah.
bagaimana ini, mas jadi ingin pulang...

                                     ****
kemarin lusa, di kota, 2jam dari sini....


Sandal jepit, dan hembusan debu jalanan yang tak semua bisa ditepisnya nakal melekat di kulitnya yang coklat matang oleh matahari. usang, baju, rambut, juga sendal jepit itu. jualan koran, mainan, kerupuk, air mineral, atau sekedar memukul-mukul beberapa tutup botol sambil menyanyi.

usia mereka sebayamu, smp, sma, mungkin tak pernah sempat mendaftar di salah satunya. bersyukur sekali rasanya, kau tengah menyelesaikannya, menyusun mimpi di daftar "to do" mu. mengejar cita-citamu.

tapi mesti kah, bersyukurnya setelah menyaksikan, mendengar cerita tentang mereka?

mas pernah diajari, jika tak punya sepatu, jangan lihat kawanmu yang punya banyak sepatu, lihat saudaramu yang tak punya kaki.

mas sungguh rindu, le. mengelus rambutmu, kemudian bercerita tentang warna. pelangi.

Tapi bukan pada antara ada dan tiada, melainkan tentang menjalani kenyataan dan mengisinya dengan kebaikan, mengisinya dengan baik.

dan bergembira, sebagai wujud bahagia, bahagia sebagai bukti syukur.

karena mas juga pernah di ajari...

saaidun fiddunia wa saaidun fil akhirat ( bahagia dunia dan bahagia di akhirat ),
saqyun fiddunia wa saqyun fil akhirat ( sengsara dunia dan sengsara di akhirat ),
saaidun fiddunia wa saqyun fil akhirat ( bahagia dunia dan sengsara di akhirat ),
kenapa tak disebutkan sengsara di dunia dan bahagia di akhirat?
karena calon ahli surga hanya memiliki:
Rasa syukur atas semua nikmat dan sabar untuk semua cobaan.


maka waktu akan menggelinding,
dan hanya akan ada syukur dan sabar, kerena itulah iman.




Minggu, 18 April 2010

Thiwul.

Perempuan itu nenekku, aku memanggilnya simbok, menirukan ibuku. Simbok Memegang sebuah tampah dengan tepung dari singkong yang telah dijemur, gaplek. Tepung itu disiramnya dan diputar2 sedemikian rupa hingga menjadi butir2 kecil. Simbok mengukusnya diatas nasi yg belum jadi, dalam dandang di atas tungku berbakar kayu rambutan. Ditemani cahaya matahari pagi, aroma kopi mbah kakung, dan asap tembakau lintingannya, juga asap tungku yang bertemu berkas cahaya matahari pagi dari sela papan dinding dapur. Setelah matang, thiwul dipisahkan dari nasi.
"po wis maem le? Simbok gawe thiwul.."
nasi thiwul telah siap i atas piring dari logam tipis. Ditaburi parutan kelapa, sedikit garam. Simbok Membawaku ke teras samping rumah, menyuapiku dengan sabar. Ditemani kicau prenjak liar. Belum habis, simbok mengepal2 nasi thiwul ku menjadi bulat2 kecil2. Tak perlu lagi disuapi. Sekarang jam 4 pagi. Aku kangen nasi thiwul... Masakan simbok...

Kamis, 25 Februari 2010

Tadi ane ke atm. Antri. Ada yang sambil nelfon, "iya pak sebentar. Masih antri". Ada apa kira2?

Gubraks... Makam gusdur 145m? Gak jadi bisa tidur ane, kaget...

Ngantuk. Selamat tidur... Mimpi indah...

Menunggu selama 40

Bismillah.
Bada isya semalam. Di shaff belakang ada yang masbuk. Di depannya ada bapak2 bersafari. Usai imam salam, si masbuk maju mendekat sutrah. beberapa saat, bapak itu berbalik hendak berdiri.
Ups!! Di belakangnya si makmum masbuk lagi sujud. Jalannya terhalang (tapi tidak juga, kalau bapak itu mau lewat depan). Itu bapak balik duduk. Matanya melirik, menunggu. Begitu si masbuk berdiri, si bapak tancap gas. Ups!! Di hadang dengan tangan oleh si masbuk. Kepalang tanggung, "lagi shalat, seberapa jauh dihalanginya aku?!" serobot!... Bapak itu lolos...

Sabtu, 13 Februari 2010

Suami untuk Fatimah binti Qais, sahabiyah Rasul SAW.

Fatimah binti Qais bin Khalid Al-Akbar bin Wahb bin Tsa'labah bin Watsilah bin 'Amr bin Syaiban bin Muharib bin Fihr, janda Amr bin Hafsh bin Al-Mughirah. Seusai masa iddahnya di rumah 'Abdullah bin 'Amr bin Ummu Maktum, sepupunya yang buta, menemui Rasul SAW.
"Wahai Rasul, masa iddahku telah usai, dan ada tiga pria yg bermaksud meminangku."
"Alhamdulillah! Siapa ketiga pria itu?"
"Mu'awiyah bin Abu Sofyan, Abu Jahm bin Hudzaifah, dan Usamah bin Zaid, wahai Rasul."
"Fatimah, menurutku, sebaiknya engkau memilih Usamah bin Zaid. "
"Mengapa Engkau memilih Usamah,Wahai Rasul?" Sejatinya Ia tak ingin memilih Usamah, yang berkulit hitam legam, Putra Zaid bin Haritsah, seorang sahabat terkemuka yang Gugur dalam perang Mut'ah. Namun Fatimah juga merasa malu dan menyadari dirinya adalah seorang janda, sedangkan Usamah bin Zaid kala itu masih jejaka.
"Fatimah, Mu'awiyyah masih remaja dan sangat miskin, Abu Jahm suka menyakiti perempuan. Sedangkan Usamah adalah pemuda yang taat dan patuh pada Allah dan Rasul-Nya. Usamah paling tepat bagimu...."

Rabu, 13 Januari 2010

Salam? Ambil posisi!!!

Hengkang sejenak dari rutinitas yg menyesakkan, bukan sengaja, ada agenda mendadak, membesuk salah seorang teman yang baru saja mendapat musibah. Innalillahi wa inna illaihi roji'un, syafakallah ya akhi.
Dari riau ane berangkat ke padang. Di sambut baik oleh salah satu sahabat lama ane. Mahasiswa D3 teknik sipil yg tmn2nya udah pada wisuda, dia baru nabung 60sks. He2. Di tempat kos teman ane, tentu saja teman ane jadi kepala suku karena usianya, senioritas. Ada satu kenangan manis di kosannya... bersama seorang sahabat juga, sepulang dari rumah sakit, kami langsung menuju kosan teman ane... salam dan sedikit basa-basi, kami pun makan setelah dimasakin nasi putih dan beli sambal & sayur di luar...
lepas makan di letakkannya sebuah asbak di lantai, tempat kami duduk... dikeluarkannya sebuah kotak, rokok...
"rokok?..." katanya menawari kami...
teman ane melirik ane dan tersenyum.
"nggak merokok, bay?" di ulanginya.
"pertanyaannya kapan mu akan berhenti merokok?" jawab ane...

 berlalu.....

malam menjelang sepulang dari masjid isya, teman ane masih di sajadahnya, duduk takjim, lama sekali... kami menunggu..

usai sholatnya kami bercengkerama bertiga di kamarnya yang lengkap itu. cerita banyak tentang kerjaan kami, tentang kuliahnya, proyek-proyek yang membuatnya terpaksa banyak ketinggalan kuliahnya. hehe...

"asalamualaikum..."
"wa'alaikum salaam..."
seorang penghuni kos yang lain bergabung bersama kami... lebih muda, kabarnya baru tahun pertama...

obrolan berlanjut...

seorang yang lain masuk, duduk di antara kami...
"kalian ada dengar salam?" teman ane bertanya, kami menggelang..
"ada baca salam?" melotot pada yang baru datang...
yang ditanyai kaget, menyeringai...
"ada, kok.... mas-mas ini aja yang nggak pada dengar..." membela diri...

temen ane masih melotot...
"ambil posisi..." katanya sambil tertawa..
"nggak ada cerita... ada 3 saksi di sini" teman ane dan seorang yang tadi lebih dulu datang senyam- senyum, kami bingung...

"iya, iya! " kata si baru datang sambil posisi push-up...

5 kali. itulah aturannya di kosan teman ane. masuk tanpa salam, nggak keluar sebelum ambil posisi...

Sabtu, 02 Januari 2010

Desember 2008 - Januari 2009.

We will not go down. Terdengar perlahan dari kamar sebelah, disusul denting senar usil menyentil rasa. Muncul mayat, luka, darah, tangis, asap. Bau messiu, bau darah, bau kematian, tercium wangi syahid.
Lalu bertalu jemari beradu membran tah tifa tah gendang, memburu bagai waktu. Tiba2 sunyi.
Sepi di sini. Sudah berhenti kah mereka menarik pelatuk? Sudah berhentikah tangis sodara sodari ane?
Mengapa sepi di sini.?
*menangis* (sibuk sekali di sini, ramai betul hiruk pikuk lalu lalang bising berisik senda gurau caci maki.
Sendiri sendiri, lupa diri.)

Merajut rindu.

Meleleh, bulir bening mengalir, jatuh basah di tengadah. Lagi, menitik luruh pada simpuh. Purnama sempurna menyiksa jiwa yang merana. Ah, tahu apa kau tentang rindu...
Aku sungguh rindu, mak. Hiks...
*nangis...*

Karena rumput tetangga lebih hijau. (5)

Saya pun bercerita pada istri, kesenangan sesaat saya, ke-nelangsa-an saya, dan itsar! *gedubrak.. Istri hanya tersenyum karena kekonyolan i...