Rabu, 20 Oktober 2010

masrikan

bismillah.
Pagi. Ba'da nyuci ane berencana ke kantor POS, ke perpustakaan, lalu tidur hingga menjelang zuhur, sebab malam ini menggantikan rekan kerja shift malam.
07:30.
Ane kayuh sepeda sport Rp.330ribu ane. Jadwalnya nyarap, ngeposin Kopi buat bapak, mustaka, pulang dan tidur. Tapi di jalan, jumpa sama akh fauzi yang ganteng luar biasa dan lembut tuturkatanya.
"antum off hari ini, kan?"
"iya, tapi rencananya ntar masuk malam, gantiin kawan, bang." ane jawabnya plus senyum paling ganteng meskipun yakin kelelep sama gantengnya beliau bahkan tanpa senyum.
"ke pekanbaru yuk... Masrikan kecelakaan."
"innalillahi, di mana sekarang beliau? Kecelakaan gimana?"
"di rumah sakit. Tapi ane baru pulang, semalam piket, jadi antum yang bawa motornya ya..."
"oke, ane perlu ke kantor pos dulu, belum sarapan juga."
09:00
Kami berangkat, menembus kebun sawit, berbahaya, jalanan yang dilalui adalah kerikil lepas, debu tebal. Tapi perjalanan yang menghabiskan 1,5 jam lewat jalan raya, tembus dalam 45menit lewat hutan sawit ini. Ane juga lebih nyaman lewat sini, lawannya cuma debu dan kerikil yang kadang liar. Jalan raya? Lubang tiba2, truk gandeng, pengendara lain, speed yang boleh kencang. Serem...
Ntah jam berapa...
Kami tiba di rumah sakit, kamar beliau sempit, untuk 2 pasien. Dan bayar sendiri... Maksudnya? Sebentar...

Setiba di sana, seorang teman sudah duduk di samping beliau. setelah salam dan cipika cipiki sama ustad masrikan, ane duduk di sebelah beliau baring. Kemarin motornya nabrak bak colt diesel, motor nyungsep ke kanan, beliau terlempar ke kiri. Tulang pinggulnya retak. Dan ane pengen nangis, beliau adalah seorang yang luar biasa. tubuhnya kecil, seukuran ane kecil dikit. Wajahnya selalu tersenyum, tuturnya lembut, dan semangatnya kuat. Beliau banyak ilmunya.
Hiks.
selalu cerah wajahnya, dan terakhir-terakhir jumpa, selalu saja,
"antum kapan?" sambil senyum. Mentang mentang baru menikah, lantas ponya more power buat ngomporin yang lain. Hehe, afwan tad.
Menjelang zuhur, kami lanjutkan perjalanan, sholat zuhur di masjid Fatimah paus flower residence. Makan siang di deket kampus muhammadiyah, katanya, deket kampus lebih murah, hehe.
Perjalanan berlanjut ke masjid raya An-Nur.
Megah nian.
Kami tidur. Hingga masuk waktu ashar, lepas sholat kami ke Rumbai, di tempat saudaranya akh ramli.
Minum kopi.
Perjalanan berlanjut, menembus kebun sawit. ane masih teringat ustad Masrikan.
Tubuh kecilnya terbaring, di ruang rawat sempit ini, dan... Bayar sendiri pulak...
Bayar sendiri? Iya, mestinya perusahaan menanggung semua biaya dan menempatkan beliau di RS provider yang berstandar internasional.
Tapi tidak. Ternyata beliau sudah mengundurkan diri dari perusahaan beberapa hari yang lalu. Beberapa hari! Bayangkan. Maka putus semua hubungan beliau dengan perusahaan termasuk asuransi.
Garis itu mutlak, bukan?

Beliau mengundurkan diri, karena mendapat tugas baru, menjadi kepala madrasah, sebuah madrasah yang baru berdiri, dan menunggu beliau. Memang cita-cita beliau menjadi guru.

Ya Allah, ringankan beban saudaraku ini, lekaskanlah kesembuhan baginya. Amiin. Syafakallah, ustad...

9 komentar:

  1. Amin.
    Takdir ya Bayu...begitu mudah semuanya terjadi. Ujian itu semoga mengangkat derajatnya. Amin

    Semoga lekas pulih...
    *kompornya bikin panas ga Bayu? :p

    BalasHapus
  2. amiin.
    Hehehe. Byurr, itu bunyi siraman air. Kompornya apinya biru, tapi tetep aja, adem, wong di siram mulu... Byurr

    BalasHapus
  3. amin.
    subhanaLLah.
    seseorang tidak pernah diuji melainkan sesuai kapasitasnya.
    sfs ^^b

    BalasHapus
  4. musti terus dimotivasi spy tetap semangat!C#

    BalasHapus
  5. kek kenal sama masrikan.. Beliau anak poli unand dulu kan? Ketua bem poli? Cmiiw.

    BalasHapus
  6. Bener, poli unand, Da Romi.
    Boleh minta PM no hp daromi?

    BalasHapus

Karena rumput tetangga lebih hijau. (5)

Saya pun bercerita pada istri, kesenangan sesaat saya, ke-nelangsa-an saya, dan itsar! *gedubrak.. Istri hanya tersenyum karena kekonyolan i...