Mengemas sibundar pendar mendaki langit di antara sapuan lembut menebar bias putih yang menirai malu-malu bintik gemintang sempurna bening di lain gugusan.
Rembulan,
di lingkarmu serpihan embun mengkristal laksana anak-anak kecil bergandeng tangan kitari unggun.
Menari dan bersholawat.
Rembulan,
Aku merindu bekas terbelahmu. Andai mampu dengan mata ku tangkap kesan itu, sedikit biar terobati rindu yang sebenarnya. Pada kenangan ketika terbagi dua-mu. Pada wajah yang lebih bercahaya dari cahayamu, pada air mata yang menetes oleh rindunya pada saudaranya, yang beriman padanya tapi tak pernah melihatnya.
Hanya dengan rindu yang bahkan tak Lebihi kelopak mataku.
Aku hanya rindu...
bila kata memilih sunyi, mata menari mengikuti baris-baris makna.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Karena rumput tetangga lebih hijau. (5)
Saya pun bercerita pada istri, kesenangan sesaat saya, ke-nelangsa-an saya, dan itsar! *gedubrak.. Istri hanya tersenyum karena kekonyolan i...
-
, Adik saya, cowok, tahun ini tamat sma. Karena kemauannya yang tinggi, sugesti saya, dan ijin bapak setelah sedikit kami paksa he2, adik sa...
indahnya bila bisa berjumpa sosok mulia itu di dalam mimpi ya akh Bayu :)
BalasHapusbenar akh. Pasti indah nian...
BalasHapusnice poem ^^b
BalasHapussemoga dipertemukan dengan beliau SAW
*ada puisi bagus tentang "Lelaki Pembelah Bulan"
kapan2 t'posting. buatan temen saya. :)
Ayo diposting...
BalasHapussudah saya posting dimari : http://destipurnamasari.multiply.com/journal/item/134?mark_read=destipurnamasari:journal:134&replies_read=19
BalasHapusklo sempat silakan mampir ^^b