Jumat, 08 Mei 2009

tat tit tut

sementara kau disibukkan dering telepon,
bunga-bunga di teras mengering.
lihat, dinding kamar ini retak,
oleh isak sedu dari ujung kawat.
mengait jantung-jantung yang hampir tak berdenyut.
sementara jasad-jasad terkapar,
dengan mata terbelalak.
menatap air mata yang menetes.
di sudut bibir yang tengah tersenyum.
atas kesedihan yang tak tersampul.

2 komentar:

  1. mungkin akan lebih mudah diselami bila kesedihan itu berwujud asli tanpa bungkus yang mengelabuhi
    tarik nafas :) ingat kesedihan yang sulit dimengerti
    tfs

    BalasHapus
  2. mengerti,
    tak mengerti,
    mengerti,
    lalu apa sebenarnya mauku?
    tik-tak jemarum berhamburan di ribuan jam dinding berserak,
    pecah tumpah di lantai sujudku yang tertahan isak
    mengerti, kemudian tak mengerti.
    ingin duduk biar linang itu turun ke pipi.
    sekedar mencari alasan, hendak jemari mengusapnya.

    BalasHapus

Karena rumput tetangga lebih hijau. (5)

Saya pun bercerita pada istri, kesenangan sesaat saya, ke-nelangsa-an saya, dan itsar! *gedubrak.. Istri hanya tersenyum karena kekonyolan i...