Senin, 06 April 2009

mlipiri rindu di pinggir tabir.

Di pinggir hati yang ketir-ketir, aku mlipir,
bersama semilir yang berdzikir.
akhirku khawatir.
kutahu kadang waktu seakan berbalik jungkir,
tak selalu sama dengan angan yang ku ukir.
Kau tahu kadang aku ingin mangkir.
dari sini ku jemput akhir.
tapi biar sejenak berpikir.
barangkali biar kucecap embun secangkir.
kemudian biar cahaya menjemput akhir.
tanpa kugelapi hati yang khawatir.
biar tak lagi khawatir.
tak lagi khawatir.

5 komentar:

  1. tapi embun hanya ada setetes :(

    BalasHapus
  2. maka mesti kupastikan setetesnya menyiram senyum yang mengeras di temulang wajahku.

    BalasHapus
  3. em,, mungkinkah setetes embun hadir pada kemarau???
    ^_^
    jadi ingat se2org,,
    he,,,
    ^^

    BalasHapus
  4. ^__^
    he,, insyaAlloh inget yg baik k,,

    BalasHapus

Karena rumput tetangga lebih hijau. (5)

Saya pun bercerita pada istri, kesenangan sesaat saya, ke-nelangsa-an saya, dan itsar! *gedubrak.. Istri hanya tersenyum karena kekonyolan i...