Sesekali keluar dari belantara. Sepanjang perjalanan menghisap debu jalan tanah yang terbakar matahari. Hendak turut barangkali dalam mobil penuh sesak penumpang yang kaca jendelanya tak lagi dapat ditutup sempurna.
sebuah nyanyian mas iwan mengingatkan betapa aku dulu begitu menyukai lagu-lagunya.
Nak. (Iwanfals)
Jauh jalan yang harus kau tempuh,
Mungkin samar bahkan mungkin gelap.
Tajam kerikil setiap saat menunggu,
Engkau lewat dengan kaki tak bersepatu.
Duduk sini, Nak. Dekat pada bapak.
Jangan Kau ganggu, ibumu.
Turunlah lekas dari pangkuannya
Engkau lelaki kelak sendiri.
====================================
boleh masuklah debu kedalam sini, bersama kita melaju jauh.
tak boleh memaksa masuk ke dalam dadaku.
hanya disinggahinya mataku, memanggil cairan bening itu mengalir.
bila kata memilih sunyi, mata menari mengikuti baris-baris makna.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Karena rumput tetangga lebih hijau. (5)
Saya pun bercerita pada istri, kesenangan sesaat saya, ke-nelangsa-an saya, dan itsar! *gedubrak.. Istri hanya tersenyum karena kekonyolan i...
-
Alhasil, ada 5orang, padahal hanya ada 4kotak nasi... Mas ris bangkit, mau ambil satu kotak lagi katanya.. Mas ris pun datang dengan sekotak...
air mata!
BalasHapusbukan nangis!!!
BalasHapusair mata mengalir bukan nangis?!
BalasHapus*kelilipan atau berusaha menyembunyikan atau reaksi kelenjar air mata mengusir debu?
reaksi kelenjar itu mengusir debu (alibinya)
BalasHapustapi lebih reaktif pada syaraf di balik gendang telinga.
^_^
BalasHapus*ikutnyambung,,
BalasHapusbenar air mata
klilipan.....
BalasHapus